Banyak orang sering salah mengira gejala penyakit jantung sebagai gangguan pencernaan seperti GERD (Gastroesophageal Reflux Disease). Padahal, membedakan keduanya sangat penting karena keterlambatan penanganan serangan jantung bisa berakibat fatal.

GERD terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan dan menyebabkan rasa panas di dada (heartburn). Biasanya, gejala GERD muncul setelah makan, terutama makanan pedas atau berlemak. Penderitanya merasakan sensasi terbakar di dada, mulut terasa asam, dan kadang disertai sendawa. Posisi tubuh saat berbaring juga bisa memperparah keluhan ini.

Sebaliknya, serangan jantung muncul akibat tersumbatnya aliran darah ke otot jantung. Gejalanya bisa menyerupai GERD, namun rasa nyeri di dada akibat serangan jantung biasanya terasa lebih menekan, menjalar ke lengan kiri, leher, atau punggung, dan tidak membaik meski sudah mengubah posisi tubuh. Penderita juga bisa mengalami sesak napas, keringat dingin, mual, bahkan pingsan.

Dokter menyarankan agar siapa pun yang mengalami nyeri dada yang tak biasa segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. “Lebih baik datang ke rumah sakit dan ternyata bukan serangan jantung, daripada menyesal karena terlambat,” ujar dr. Lina Putri, Sp.PD, seorang dokter penyakit dalam.

Masyarakat perlu meningkatkan kesadaran tentang perbedaan dua kondisi ini. Dengan mengenali gejalanya sejak dini, kita bisa mengambil tindakan rtp medusa88  yang tepat dan menyelamatkan nyawa. Jangan abaikan nyeri dada—kenali penyebabnya dan tanggaplah dengan cepat. Kesehatan adalah investasi yang tak ternilai, dan pencegahan selalu lebih baik daripada penyesalan.

By admin